Analisis Cerita Rakyat Buton


Hasil Analisis Cerita Rakyat Buton “Pasikamba”

a.       Ditinjau dari unsur-unsur kebudayaan:
1.      Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam cerita Pasikamba adalah Bahasa Buton cia-cia sebagaimana yang telah dipaparkan dalam cerita tersebut. Selain itu golongan bahasa yang digunakan adalah Bahasa Bangsawan dan bahasa rakyat biasa, seperti kutipan berikut:
“La Ode Inci pe’enamio i Wa Irone “ kabancimu manga hake ingka, cuhumada ‘bara iso’o cumo’ombasia’u ngeamu? Wa Irone nobalo “ngea’u Wa Irone, ndane’e ahumamba simiu?”.  Dari kutipan tersebut Wa Irone sebagai rakyat biasa sedangkan La Ode inci sebagai putra Bangsawan.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yaitu pemahaman dalam suatu masyarakat secara turun temurun. Sebagaimana dalam kutipan “ Losa’ano La Ode Inci notarima’e Wa Indi inano Wa Irone, para’a uka Wa Irone nope’elu La Ode Inci. Minte nihuleo mo’ia nokawimo. Acarano nopolele picu huleo picu rondo, hinggonamo kabiasaanomo kanto’owa nopakawi kalambe mai anamohaneno mo’ia. Inciano wite mna kanto’owa ciungkuno, hawai mia cia dumane’e uka mo’ia hokolo ikawiano mo’ia”. Dari kutipan tersebut di jelaskan bahwa dalam kebiasaan orang Buton terutama Bangsawan, acara pernikahan dilangsungkan selama 7 hari 7 malam. Dimana hal ini sudah menjadi kebiasaan turun temurun.
3. Sistem Mata Pencaharian
Sistem mata pencaharian dalam cerita ini adalah berkebun atau bertani sebagaimana telah dipaparkan pada paragraf pertama kalimat ke lima “ mintenihuleo hangga’aso pikohunbuiano  kahoci kadadia, mo’ia harusu namihamota”.
4. Sistem Teknologi
Sistem teknologi yang dimaksud adalah alat-alat yang digunakan dalam cerita pasikamba seperti dalam kutipan: “ saratono ika’ana Wa Irone no cindala’e inano nahumowu kasobia i hamoto. Ia pikamamarimba inte ihamota mai nobawa kacikali ”. Dari kutipan tersebut di jelaskan bahwa Wa Irone dan ibunya selalu menggunakan kasinala( sejenis parang yang hanya ujungnya yang tajam) untuk mencabut ubi.
5. Religi
Dalam cerita Pasikamba ada kepercayaan bahwa dalam acara pernikahan bagi kaum bangsawan harus dilaksanakan 7 hari 7 malam sebagaimana dalam kutipan “Minte nihuleo mo’ia nokawimo. Acarano nopolele picu huleo picu rondo, hinggonamo kabiasaanomo kanto’owa nopakawi kalambe mai anamohaneno mo’ia”.
6. Kesenian
Pada kutipan “Ka’asi kulu’uana inda’u pihora-hora i’dunia, Camane’e elea’u namo’asisa’u, noita isami elea tumangku, ingkita tasabara wite, inda’u sukuru, nongea ba’da ia’ana, Ompu...’dawusia emani mai rahmatino, mai ‘Dawusia’u ka’asimu” dipaparkan bahwa kesenian dari cerita Pasikamba adalah musik(Nyanyian). Wa Irone menyanyikan dengan suara yang sangat merdu sehingga menarik perhatian orang lain terutama La Ode Inci dan adiknya.

b.      Ditinjau dari fungsi sastra daerah menurut Karto Dirjo:
1. Genetis yaitu tokoh-tokoh yang ada didalamnya ada hubungan khusus seperti turunan dewa ataupun bangsawan sebagaimana dalam kutipan “ Samabitano rua mia anamohane akano mai aino inte ikarompu hangga’aso nakamajere rusa. Mo’ia anamohaneno kanto’owano Buton. Aka-aka kongea La Ode Inci hande aino kongea La Ode Sina”. Dari kutipan tersebut dijelaskan bahwa La Ode Inci dan La Ode Sina merupakan turunan  Bangsawan Buton.
2. Didaktis yaitu hal-hal yang baik untuk dijadikan pembelajaran bagi kita.
Dalam kutipan: (1)  Mo’ia tarusu nokandole sukuru sebagai tarima kasih barakati’ana nobundo cia nakumonie;(2) hawai hande’e rike’e cia najumadisie kocio. Mo’ia ‘bara nokabantu mia-mia maseke mai noragani pasibada. Para’a salam nake’e nipigauno cia mai papara’ano”.
Dari kutipan tersebut Wa Irone dan ibunya bersyukur dengan apa yang mereka dapatkan dan semua itu tidak membuat mereka sombong. Mereka selalu membantu orang yang membutuhkan dan semakin rajin beribadah bahwa yang mereka lakukan selama ini tidak sia-sia sehingga nilai yang dapat kita petik adalah: (1) Bersabarlah dalam menjalani kehidupan, jangan mudah mengeluh dengan apa yang kita kerjakan sekarang karena Allah selalu mempunyai rencana terhadap Hamba-Nya; (2) Tetaplah bersyukur dan rendah hati dengan apa yang kita miliki, bantulah orang yang membutuhkan kita karena semua yang kita miliki  hanyalah titipan Allah semata.
























Tugas Kelompok:

MUATAN LOKAL BAHASA DAN SASTRA DAERAH

Analisis Cerita Rakyat Buton “Pasikamba”
Berdasarkan Unsur Kebudayaan Dan Fungsi Sasda

OLEH:

ARIYANI                              N1E1 16 078
SANTIKA                             N1E1 16 050
SUSI WULANDARI                        N1E1 16 002
BINARTI                               N1E1 16 020
DESSIRIA                             N1E1 16 058
FIKA                                      N1E1 16 004
NINA HARMAWATI          N1E1 16 046


JURUSAN TRADISI LISAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bahasa daerah culambacu

Laporan Revitalisasi Cerita Rakyat SULTRA