Laporan Revitalisasi Cerita Rakyat SULTRA
Tugas
Kelompok:
LAPORAN
KEGIATAN
“Revitalisasi
Cerita Rakyat La Sirimbone”

OLEH:
KELOMPOK
7:
SUSI WULANDARI N1E1 16 002
SYARWAN SYAH PUTRA N1E1 16 052
ARIYANI N1E1 16 078
AINUR MARDINA N1E1 16 012
JURUSAN TRADISI LISAN
FAKULTAS
ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cerita rakyat atau dongeng biasanya
diceritakan oleh orang tua atau pencerita untuk membuat anak terlelap yang
diceritakan pada saat anak hendak tidur. Dongeng pengantar tidur tidak terbatas
pada salah satu jenis dongeng yang kita kenal.
Masyarakat
Sulawesi Tenggara biasanya orang tua mendongeng untuk anak-anaknya ketika
hendak ditidurkan. Pada saat itulah nilai-nilai atau muatan moral, agama,
budaya, serta unsur-unsur pendidikan dalam cerita rakyat dapat diserap oleh
anak. Nilai-nilai itu melekat pada diri anak karena nilai-nilai tersebut
terbawa tidur. Ketika ia bangun dari tidur maka yang pertama teringat dan
terbayangan oleh anak adalah cerita-cerita yang disampaikan oleh orang tuanya.
Nilai-nilai itu cenderung membentuk pola pikir dan perilaku serta pertumbuhan
kepribadian sang anak. Nilai-nilai mempengaruhi kehidupan sehari-hari sang anak
baik dalam bergaul, bertutur kata, dan bertindak. Wujud pergaulan terlihat
ketika sang anak bermain kepada usia sebayanya, orang tua maupun
kerabat-kerabat terdekatnya. Wujud tutur ketika terlihat sang anak berbahasa
dengan orang-orang di sekitar, sedangkan wujud perilaku terlihat sang anak
dapat menempatkan diri dalam pergaulan. Kegiatan mendongeng tersebut dikenal
juga dengan istilah sastra lisan.
Secara
spesifik dikalangan masyarakat Sulawesi Tenggara banyak memiliki keanekaragaman
sastra daerah yang kini hampir punah. Cerita rakyat adalah beberapa bagian dari
tradisi lisan yang hidup dalam masyarakat Sulawesi Tenggara. Sebagai hasil
budaya, cerita rakyat tersebut memiliki fungsi sebagai pengungkapan alam
pikiran, sikap dan nilai-nilai kehidupan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat
setempat. Lebih dari itu, kenyataan dalam masyarakat bahwa nilai dan tradisi yang
terdapat dalam tradisi lisan yang hidup di sana mulai ditinggalkan. Sepeti
halnya Cerita Rakyat La Sirimbone yang memiliki nilai pendidikan Keberanian,
Sopan santun dan tolong menolong.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang di maksud dengan cerita rakyat?
2. Apa
pentingnya cerita rakyat bagi anak-anak?
3. Bagaimana
cara melestarikan cerita rakyat
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian cerita rakyat?
2. Untuk
mengetahui pentingnya cerita rakyat bagi anak-anak?
3. Untuk
mengetahui cara melestarikan cerita rakyat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cerita Rakyat
Menurut
Danandjaja (Uniarwati dkk, 2009: 14) dongeng adalah cerita prosa rakyat yang
tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan,
walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral),
atau bahkan sindiran.Dongeng sering dianggap sebagai cerita mengenai peri. Dalam
kenyataan dongeng yang tidak mengenai peri, tetapi mengenai sesuatu yang
wajar.Di dalam pembicaraan sehari-hari dalam bahasa inggris dongeng disebut
folklore Sutjipto (Zulfahnur 1997: 43). Dongeng merupakan suatu cerita fantasi
yang kejadiankejadiannya tidak benar-benar terjadi.
Yang
dimaksud dengan kategori cerita-cerita dongeng adalah cerita-cerita yang
dituturkan oleh rakyat.Cerita-cerita ini berupa cerita jenaka, cerita
pelipurlara, cerita binatang (Fable) dan sebagainya.Cerita ini disamping
berfungsi untuk menghibur juga berfungsi mendidik.Cerita ini dipercaya oleh
masyarakat misalnya tentang binatang yang dapat bercakap.Orang percaya pada
zaman dahulu binatang dapat bercakap-cakap seperti halnya manusia Hutomo
(Uniawati dkk, 2009: 14).
Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat adalah cerita rakyat
yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat, dari mulut kemulut dan
pada dasarnya disampaikan oleh seseorang pada orang lain melalui penuturan
lisan maupun tulisan. Isi certa rakyat pun sebenarnya bukannya tanpa unsur
kebenaran dalam arti hal-hal yang dikisahkan itu berangkat dari tokoh dan
peristiwa yang benar-benar ada dan terjadi.Dilihat dari segi penokohan,
tokoh-tokoh dongenpada umumnya terdiri ata dua macam, yaitu tokoh berkarakter
baik dan buruk. Hal itu adalah yang lumrah untuk cerita lama yang mempunyai
misi untukmemberikan pelajaran moral.Selain itu dilihat dari unsur karakter
tersebut, tokoh-tokoh dongeng umumnya berkarakter sederhana. Dongengpengantar tidur adalah dongeng-dongeng
yang disampaikan oleh orang tua pada anak ketika sang anak hendak ditidurkan.
Pada saat inilah nilai-nilai atau muatan moral dongeng dapat diserap oleh
anak.Muatanmotal itu melekat pada diri anak karena muatan moral tersebut
dibawah tidur.Ketikaiya bangun tidur maka yang pertama teringat dan
terbayangkan oleh anak adalah ceritacerita yang disampaikan oleh orang tuanya.
Muatan moral itu cenderung membentuk pola pikir dan perilaku serta pertumbuhan
kepribadian sang anak, pada umumnya masyarakat Sulawesi Tenggara dan pada
khususnya masyarakat muna ketika orang tua hendak menidurkan anaknya, sebelum
itu orang tuah menyiapkan diri ditempat tidur untuk mendongeng lalu mengajak
anaknya untuk mendengarkan cerita yang disampaikan. Hal ini sering dilakukan
kakek atau ayah
Ciri-ciri
cerita rakyat antara lain sebagai berikut (dalam Rahmawati, 2012: 20): a) isi
cipta sastrayang bersifatfantastis, istana sentries, dan didaktis. Isi yang
fantastismengambarkan bahwa masyrakat pada waktu itu sangat diwarnai oleh
kepercayaan animisme dan dinamisme. Isi yang istana sentries, maksudnya
ceritanya berkisar pada pengisahan istana tentang keluarga raja yang sangat
baik. Adapun sifat didaktisnya tampil karena ceritanya berusaha menggurui dan
menanamkan nilai-nilai pendidikan pada penikmatnya; b) Bahasanya banyak
menggunakan bahasa klise sebagai variasinya. Sering pula setiap cerita diawali
dengan kata-kata seperti, konon, khabarnya, pada zaman dahulu kala dan
lain-lain. c) Nama-nama pengarang sering
tidak disebutkan, sehingga hasil sastranya kebanyakan anonim. Hal ini terjadi
karena masyarakat lama cenderung bersifat kolektif, tidak muncul secara individual.
Apabila ia berani tampil secara individual akan dinilai sebagai orang yang tak
tahu adat, Badudu (dalam Rahmawati, 2012: 21). (Jurnal Humanika No. 15, Vol. 3,
Desember 2015 / ISSN 1979-8296 ).
2.2 Pentingnya cerita rakyat bagi
anak-anak
Menurut
informan (Hikmatul izza) pentingnya cerita rakyat “untuk menjaga kelestarian budaya yang kita
miliki supaya kedepannya orang-orang yang ada di Sulawesi Tenggara bahwa ada
cerita rakyat dan bisa diceritakan kembali sama anak-anak, cucu-cucu kita,
dimasa yang akan datang”.
Dari
hasil wawancara di atas disimpulkan bahwa pentingnya cerita rakyat bagi
anak-anak adalah untuk menjaga
kelestarian budaya agar kedepannya tidak punah dan tetap diwariskan secara
turun temurun.
3.3 Cara melestarikan cerita rakyat
Sebelum
ke Lokasi terlebih dahulu kami mengadakan wawancara dengan Informan di Telkom
Kendari.
Cara melestarikan cerita rakyat La
Sirimbone sebagai berikut:
1. Mengadakan
Kelas Mendongeng, dengan cara memberikan pemahaman cerita rakyat,
memperkenalkan cerita masa kini maupun masa lampau sehingga menambah
pengetahuan dan wawasan anak-anak khususnya siswa SDN 2 Moramo Utara. Kemudian
kami mulai mendongeng dan menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita
La Sirimbone yakni; a) Nilai Pendidikan Keberanian yang terdapat pada kutipan
La Sirimbone menceritakan asal-usulnya kepada
seorang raksasa perempuan; b) Nilai Pendidikan Sopan santun yang
terdapat pada kutipan La Sirimbone berbicara dengan Jin, Babi dan seorang Nelayan
yang masing-masing memberikan benda Pusaka; c) Nilai Pendidikan Tolong Menolong
yang terdapat pada kutipan La Sirimbone menolong seorang gadis yang hendak di
mangsa oleh seekor naga.
Setelah
perkenalan sekilas cerita rakyat, kami mengadakan kuis kepada siswa yang bisa
menceritakan kembali Cerita La Sirimbone mendapatkan hadiah Buku Cerita La
Sirimbone. Responden peserta sangat antusias sehingga adanya perubahan dimana
anak-anak yang tidak tahu tentang cerita rakyat (La Sirimbone) menjadi tahu dan
tertarik.
2. Pembuatan
buku cerita La Sirimbone, disertai dengan gambar sesuai alur cerita agar
anak-anak yang membaca tidak merasa bosan maupun jenuh. Tujuan dari pembuatan
buku ini untuk memperkenalkan kembali Cerita La Sirimbone dan agar tetap
terlestarikan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemunculan
cerita rakyat sebagai bagian dari dongeng, selain berfungsi untuk memberikan
hiburan juga sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai yang diyakini
kebenaranya oleh masyarakat. Cerita rakyat “La Sirimbone” merupakan warisan leluhur yang disampaikan
secara turun temurun dari suatu generasi kegenerasi berikutnya, namun pada saat
ini cerita rakyat tersebut belum diketahui oleh anak-anak. Berdasarkan hasil
observasi, dapat menyimpulkan bahwa cerita rakyat (dongeng) yang ada pada
masyarakat Sulawesi Tenggara sudah mulai terlupakan. Maka dari itu lewat
observasi ini mengungkapkan nilai-nilai pendidikan dalam kehidupan sehari-hari
yang dikutip dari buku “Cerita Rakyat La Sirimbone”. Adapun nilai-nilai
pendidikan dalam cerita rakyat tersebut adalah sebagai berikut: a) Nilai
Pendidikan Keberanian yang terdapat pada kutipan La Sirimbone menceritakan
asal-usulnya kepada seorang raksasa
perempuan; b) Nilai Pendidikan Sopan santun yang terdapat pada kutipan La
Sirimbone berbicara dengan Jin, Babi dan seorang Nelayan yang masing-masing
memberikan benda Pusaka; c) Nilai Pendidikan Tolong Menolong yang terdapat pada
kutipan La Sirimbone menolong seorang gadis yang hendak di mangsa oleh seekor
naga.
3.2 Saran
Berdasarkan
uraian di atas maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:
Cerita
rakyat dari Sulawesi Tenggara “La Sirimbone” perlu mendapat perhatian agar di
lestarikan dan diketahui oleh generasi selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Jurnal
Humanika No. 15, Vol. 3, Desember 2015 / ISSN 1979-8296
Uniawati,
dkk. 2009. Materi Dongeng Pada Pelajaran Bahasa Indonesia di SD 1 Sonai,
Unaaha. Kantor Bahasa Profinsi Sulawesi Tenggara: Depdiknas.
Zulfahnur.
1996. Teori Sastra. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
DAFTAR
INFORMAN
Hikmatul Izza
Tugas
Kelompok:
LAPORAN
KEGIATAN
“Revitalisasi
Cerita Rakyat La Sirimbone”

OLEH:
KELOMPOK
7:
SUSI WULANDARI N1E1 16 002
SYARWAN SYAH PUTRA N1E1 16 052
ARIYANI N1E1 16 078
AINUR MARDINA N1E1 16 012
JURUSAN TRADISI LISAN
FAKULTAS
ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cerita rakyat atau dongeng biasanya
diceritakan oleh orang tua atau pencerita untuk membuat anak terlelap yang
diceritakan pada saat anak hendak tidur. Dongeng pengantar tidur tidak terbatas
pada salah satu jenis dongeng yang kita kenal.
Masyarakat
Sulawesi Tenggara biasanya orang tua mendongeng untuk anak-anaknya ketika
hendak ditidurkan. Pada saat itulah nilai-nilai atau muatan moral, agama,
budaya, serta unsur-unsur pendidikan dalam cerita rakyat dapat diserap oleh
anak. Nilai-nilai itu melekat pada diri anak karena nilai-nilai tersebut
terbawa tidur. Ketika ia bangun dari tidur maka yang pertama teringat dan
terbayangan oleh anak adalah cerita-cerita yang disampaikan oleh orang tuanya.
Nilai-nilai itu cenderung membentuk pola pikir dan perilaku serta pertumbuhan
kepribadian sang anak. Nilai-nilai mempengaruhi kehidupan sehari-hari sang anak
baik dalam bergaul, bertutur kata, dan bertindak. Wujud pergaulan terlihat
ketika sang anak bermain kepada usia sebayanya, orang tua maupun
kerabat-kerabat terdekatnya. Wujud tutur ketika terlihat sang anak berbahasa
dengan orang-orang di sekitar, sedangkan wujud perilaku terlihat sang anak
dapat menempatkan diri dalam pergaulan. Kegiatan mendongeng tersebut dikenal
juga dengan istilah sastra lisan.
Secara
spesifik dikalangan masyarakat Sulawesi Tenggara banyak memiliki keanekaragaman
sastra daerah yang kini hampir punah. Cerita rakyat adalah beberapa bagian dari
tradisi lisan yang hidup dalam masyarakat Sulawesi Tenggara. Sebagai hasil
budaya, cerita rakyat tersebut memiliki fungsi sebagai pengungkapan alam
pikiran, sikap dan nilai-nilai kehidupan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat
setempat. Lebih dari itu, kenyataan dalam masyarakat bahwa nilai dan tradisi yang
terdapat dalam tradisi lisan yang hidup di sana mulai ditinggalkan. Sepeti
halnya Cerita Rakyat La Sirimbone yang memiliki nilai pendidikan Keberanian,
Sopan santun dan tolong menolong.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang di maksud dengan cerita rakyat?
2. Apa
pentingnya cerita rakyat bagi anak-anak?
3. Bagaimana
cara melestarikan cerita rakyat
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian cerita rakyat?
2. Untuk
mengetahui pentingnya cerita rakyat bagi anak-anak?
3. Untuk
mengetahui cara melestarikan cerita rakyat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cerita Rakyat
Menurut
Danandjaja (Uniarwati dkk, 2009: 14) dongeng adalah cerita prosa rakyat yang
tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan,
walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral),
atau bahkan sindiran.Dongeng sering dianggap sebagai cerita mengenai peri. Dalam
kenyataan dongeng yang tidak mengenai peri, tetapi mengenai sesuatu yang
wajar.Di dalam pembicaraan sehari-hari dalam bahasa inggris dongeng disebut
folklore Sutjipto (Zulfahnur 1997: 43). Dongeng merupakan suatu cerita fantasi
yang kejadiankejadiannya tidak benar-benar terjadi.
Yang
dimaksud dengan kategori cerita-cerita dongeng adalah cerita-cerita yang
dituturkan oleh rakyat.Cerita-cerita ini berupa cerita jenaka, cerita
pelipurlara, cerita binatang (Fable) dan sebagainya.Cerita ini disamping
berfungsi untuk menghibur juga berfungsi mendidik.Cerita ini dipercaya oleh
masyarakat misalnya tentang binatang yang dapat bercakap.Orang percaya pada
zaman dahulu binatang dapat bercakap-cakap seperti halnya manusia Hutomo
(Uniawati dkk, 2009: 14).
Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat adalah cerita rakyat
yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat, dari mulut kemulut dan
pada dasarnya disampaikan oleh seseorang pada orang lain melalui penuturan
lisan maupun tulisan. Isi certa rakyat pun sebenarnya bukannya tanpa unsur
kebenaran dalam arti hal-hal yang dikisahkan itu berangkat dari tokoh dan
peristiwa yang benar-benar ada dan terjadi.Dilihat dari segi penokohan,
tokoh-tokoh dongenpada umumnya terdiri ata dua macam, yaitu tokoh berkarakter
baik dan buruk. Hal itu adalah yang lumrah untuk cerita lama yang mempunyai
misi untukmemberikan pelajaran moral.Selain itu dilihat dari unsur karakter
tersebut, tokoh-tokoh dongeng umumnya berkarakter sederhana. Dongengpengantar tidur adalah dongeng-dongeng
yang disampaikan oleh orang tua pada anak ketika sang anak hendak ditidurkan.
Pada saat inilah nilai-nilai atau muatan moral dongeng dapat diserap oleh
anak.Muatanmotal itu melekat pada diri anak karena muatan moral tersebut
dibawah tidur.Ketikaiya bangun tidur maka yang pertama teringat dan
terbayangkan oleh anak adalah ceritacerita yang disampaikan oleh orang tuanya.
Muatan moral itu cenderung membentuk pola pikir dan perilaku serta pertumbuhan
kepribadian sang anak, pada umumnya masyarakat Sulawesi Tenggara dan pada
khususnya masyarakat muna ketika orang tua hendak menidurkan anaknya, sebelum
itu orang tuah menyiapkan diri ditempat tidur untuk mendongeng lalu mengajak
anaknya untuk mendengarkan cerita yang disampaikan. Hal ini sering dilakukan
kakek atau ayah
Ciri-ciri
cerita rakyat antara lain sebagai berikut (dalam Rahmawati, 2012: 20): a) isi
cipta sastrayang bersifatfantastis, istana sentries, dan didaktis. Isi yang
fantastismengambarkan bahwa masyrakat pada waktu itu sangat diwarnai oleh
kepercayaan animisme dan dinamisme. Isi yang istana sentries, maksudnya
ceritanya berkisar pada pengisahan istana tentang keluarga raja yang sangat
baik. Adapun sifat didaktisnya tampil karena ceritanya berusaha menggurui dan
menanamkan nilai-nilai pendidikan pada penikmatnya; b) Bahasanya banyak
menggunakan bahasa klise sebagai variasinya. Sering pula setiap cerita diawali
dengan kata-kata seperti, konon, khabarnya, pada zaman dahulu kala dan
lain-lain. c) Nama-nama pengarang sering
tidak disebutkan, sehingga hasil sastranya kebanyakan anonim. Hal ini terjadi
karena masyarakat lama cenderung bersifat kolektif, tidak muncul secara individual.
Apabila ia berani tampil secara individual akan dinilai sebagai orang yang tak
tahu adat, Badudu (dalam Rahmawati, 2012: 21). (Jurnal Humanika No. 15, Vol. 3,
Desember 2015 / ISSN 1979-8296 ).
2.2 Pentingnya cerita rakyat bagi
anak-anak
Menurut
informan (Hikmatul izza) pentingnya cerita rakyat “untuk menjaga kelestarian budaya yang kita
miliki supaya kedepannya orang-orang yang ada di Sulawesi Tenggara bahwa ada
cerita rakyat dan bisa diceritakan kembali sama anak-anak, cucu-cucu kita,
dimasa yang akan datang”.
Dari
hasil wawancara di atas disimpulkan bahwa pentingnya cerita rakyat bagi
anak-anak adalah untuk menjaga
kelestarian budaya agar kedepannya tidak punah dan tetap diwariskan secara
turun temurun.
3.3 Cara melestarikan cerita rakyat
Sebelum
ke Lokasi terlebih dahulu kami mengadakan wawancara dengan Informan di Telkom
Kendari.
Cara melestarikan cerita rakyat La
Sirimbone sebagai berikut:
1. Mengadakan
Kelas Mendongeng, dengan cara memberikan pemahaman cerita rakyat,
memperkenalkan cerita masa kini maupun masa lampau sehingga menambah
pengetahuan dan wawasan anak-anak khususnya siswa SDN 2 Moramo Utara. Kemudian
kami mulai mendongeng dan menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita
La Sirimbone yakni; a) Nilai Pendidikan Keberanian yang terdapat pada kutipan
La Sirimbone menceritakan asal-usulnya kepada
seorang raksasa perempuan; b) Nilai Pendidikan Sopan santun yang
terdapat pada kutipan La Sirimbone berbicara dengan Jin, Babi dan seorang Nelayan
yang masing-masing memberikan benda Pusaka; c) Nilai Pendidikan Tolong Menolong
yang terdapat pada kutipan La Sirimbone menolong seorang gadis yang hendak di
mangsa oleh seekor naga.
Setelah
perkenalan sekilas cerita rakyat, kami mengadakan kuis kepada siswa yang bisa
menceritakan kembali Cerita La Sirimbone mendapatkan hadiah Buku Cerita La
Sirimbone. Responden peserta sangat antusias sehingga adanya perubahan dimana
anak-anak yang tidak tahu tentang cerita rakyat (La Sirimbone) menjadi tahu dan
tertarik.
2. Pembuatan
buku cerita La Sirimbone, disertai dengan gambar sesuai alur cerita agar
anak-anak yang membaca tidak merasa bosan maupun jenuh. Tujuan dari pembuatan
buku ini untuk memperkenalkan kembali Cerita La Sirimbone dan agar tetap
terlestarikan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemunculan
cerita rakyat sebagai bagian dari dongeng, selain berfungsi untuk memberikan
hiburan juga sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai yang diyakini
kebenaranya oleh masyarakat. Cerita rakyat “La Sirimbone” merupakan warisan leluhur yang disampaikan
secara turun temurun dari suatu generasi kegenerasi berikutnya, namun pada saat
ini cerita rakyat tersebut belum diketahui oleh anak-anak. Berdasarkan hasil
observasi, dapat menyimpulkan bahwa cerita rakyat (dongeng) yang ada pada
masyarakat Sulawesi Tenggara sudah mulai terlupakan. Maka dari itu lewat
observasi ini mengungkapkan nilai-nilai pendidikan dalam kehidupan sehari-hari
yang dikutip dari buku “Cerita Rakyat La Sirimbone”. Adapun nilai-nilai
pendidikan dalam cerita rakyat tersebut adalah sebagai berikut: a) Nilai
Pendidikan Keberanian yang terdapat pada kutipan La Sirimbone menceritakan
asal-usulnya kepada seorang raksasa
perempuan; b) Nilai Pendidikan Sopan santun yang terdapat pada kutipan La
Sirimbone berbicara dengan Jin, Babi dan seorang Nelayan yang masing-masing
memberikan benda Pusaka; c) Nilai Pendidikan Tolong Menolong yang terdapat pada
kutipan La Sirimbone menolong seorang gadis yang hendak di mangsa oleh seekor
naga.
3.2 Saran
Berdasarkan
uraian di atas maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:
Cerita
rakyat dari Sulawesi Tenggara “La Sirimbone” perlu mendapat perhatian agar di
lestarikan dan diketahui oleh generasi selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Jurnal
Humanika No. 15, Vol. 3, Desember 2015 / ISSN 1979-8296
Uniawati,
dkk. 2009. Materi Dongeng Pada Pelajaran Bahasa Indonesia di SD 1 Sonai,
Unaaha. Kantor Bahasa Profinsi Sulawesi Tenggara: Depdiknas.
Zulfahnur.
1996. Teori Sastra. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
DAFTAR
INFORMAN
Hikmatul Izza
Komentar
Posting Komentar